Bayangkan, Anda telah membuka
sebuah usaha produksi cinderamata, dan suatu ketika muncullah pesaing-pesaing
usaha baru. Akibat persaingan usaha, omzet Anda menurun, sementara Anda harus
tetap membayar gaji karyawan, cicilan utang, dan setumpuk tagihan bulanan
lainnya.
Di tengah kesulitan demi
kesulitan tersebut, tagihan usaha Anda macet. Pikiran beracun di tengah
berbagai kesulitan tersebut, dan suka sekali mengatakan, “Aku tak mungkin berhasil?
Dampak dari pikiran beracun.
Menurut Anda, ditengah era persaingan bebas seperti ini, beberapa banyak usaha
yang tidak pernah mengalami penurunan omzet ? Kalaupun ada, jawabannya tentu:
“Sangat sedikit”. Karena itu, sesungguhnya rentetan kesulitan demi kesulitan
akibat penurunan omzet seperti yang Anda alami niscaya juga dialami oleh
kebanyakan usaha lainnya, tak peduli sebesar apapun usaha itu.
Lalu, Mengapa ada usaha-usaha
yang berhasil melewati semua rentetan kesulitan tersebut dan tumbuh ?
Jawabannya ialah karena usaha-usaha
yang berhasil selalu berprinsip bahwa mereka lebih besar dari segala kesulitan
yang mereka alami. Prinsip tersebut tentu bukan hanya sekadar untuk
menentramkan hati. Lebih dari itu, prinsip tersebut merupakan prinsip yang
menjadi semangat bagi mereka untuk mengerahkan seluruh sumber daya yang
dimiliki untuk mengatasi satu demi satu kesulitan yang tengah dihadapi.
Pernyataan “Aku tak mungkin
berhasil” sama artinya dengan mengatakan bahwa kesulitan yang dihadapi lebih
besar dari pada kemampuan Anda untuk mengatasinya. Jika pikiran beracun ini
dibiarkan tumbuh mekar dalam diri, pikiran beracun ini dibiarkan tumbuh mekar
dalam diri, pikiran beracun itu akan melemahkan, bahkan memusnahkan,
kepercayaan diri terhadap kemampuan diri untuk mengatasi persoalan-persoalan
yang sedang dihadapi. Saat kepercayaan terhadap kemampuan diri kecil, bahkan
problem kecil pun bisa menjadi sumber keputusasaan yang besar.
Komentar
Posting Komentar
Jangan lupa untuk tinggalkan komentar Anda